lihatlah! anak anak hitam wajah wajah kecil mereka menua mengerut tirus penuh guratan derita meringis menghitam di pojok ruang yang sesak terbaring lemah dan kumal tanpa daya sorot mata itu, menangis meminta belas kasihan
dengarlah! erangan pilu penuh tanya: "aku tak meminta dilahirkan ke dunia ini..."
bagi Tuan dan Nyonya. mereka hanyalah binatang dalam sampah peradaban, anak kucing liar yang dibiarkan menggigil kedinginan
terhadapnya rasa lapar yang memarut perut mungil itu hingga kematian memakan tubuhnya secara perlahan meninggalkan jasad kaku dengan mulut terbuka: meminta disuapi
Tuhan, dustakah sujudku padamu? jika aku membiarkan tawa bahagia yang seharusnya mereka rasakan hilang terbungkam tangis kelaparan jika harapan yang seharusnya diraih tangan mungil itu kandas terlindas nasib
gile...salut..aplaus untuk laila dan semua puisinya di dua blogspot...torehan jujur dan kristalisasi kata2 yg sangat tepat. kali ini tidak hanya dibisikkan atau dilambungkan, tapi harus diusahakan untuk DIMUNCULKAN !!! pokoknya intinya top lah...saya harus belajar banyak dari teteh laila -dari juno
junooo... sorri gw belum bisa menuhin permintaan loe.. soalnya gw lagi sibuk nge ospek anak anak himpunan... ya, gw tau pasti loe bener bener heran... tar deh gw ceritain... minggu depan gw ke garut nih, ospek intensif 3 hari... duh doain ya biar gw ga tepar!
kita bisa apa? hanya menatap mendengar merasakan mengamati kita jadi apa? dengan hanya menatap mendengar merasakan mengamati Disini..... kata hanya tanda simbol dari peradaban mereka....
gile...salut..aplaus untuk laila dan semua puisinya di dua blogspot...torehan jujur dan kristalisasi kata2 yg sangat tepat. kali ini tidak hanya dibisikkan atau dilambungkan, tapi harus diusahakan untuk DIMUNCULKAN !!!
pokoknya intinya top lah...saya harus belajar banyak dari teteh laila -dari juno