Tuesday, August 22, 2006
sajak sebatang lisong
menghisap sebatang lisong,
melihat Indonesia raya,
mendengar 130 juta rakyat,
dan di langit
dua tiga cukong mengangkang,
berak di atas kepala mereka.

matahari terbit.
fajar tiba.
dan aku melihat delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan.

aku bertanya,
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet,
dan papantulis-papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan.

delapan juta kanak-kanak
menghadapi satu jalan panjang,
tanpa pilihan,
tanpa pepohonan,
tanpa dangau persinggahan,
tanpa ada bayangan ujungnya.

menghisap udara
yang disemprot deodorant,
aku melihat sarjana-sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya;
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan.

dan di langit;
para teknokrat berkata :

bahwa bangsa kita adalah malas,
bahwa bangsa mesti dibangun,
mesti di up-grade,
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor.

gunung-gunung menjulang,
langit pesta warna di dalam senjakala.
dan aku melihat
protes-protes yang terpendam,
terhimpit di bawah tilam.

aku bertanya,
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan
termangu-mangu di kaki dewi kesenian.

bunga-bunga bangsa tahun depan
berkunang-kunang pandang matanya,
di bawah iklan berlampu neon.
berjuta juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau,
menjadi karang di bawah muka samodra.

kita mesti berhenti membeli rumus-rumus asing.
diktat-diktat hanya boleh memberi metode,
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan.
kita mesti keluar ke jalan raya,
keluar ke desa-desa,
mencatat sendiri semua gejala,
dan menghayati persoalan yang nyata.

inilah sajakku.
pamplet masa darurat.
apakah artinya kesenian,
bila terpisah dari derita lingkungan.
apakah artinya berpikir,
bila terpisah dari masalah kehidupan

(rendra, 19 Agsts 1977, ITB dan dibacakan kembali 19 Agustus 2006 di tempat yang sama)
posted by laila @ 8:16 AM  
1 Comments:
  • At 11:04 AM, Anonymous Anonymous said…

    salah satu sajak terbaik dari penyair terbaik negri ini..

     
Post a Comment
<< Home
 
 
About Me


Name: laila
Home: aksara, milik perempuan, Indonesia
About Me: perempuan biasa yang menyukai baju daster
See my complete profile

Previous Post
Archives
Links
Bisik bisik disini
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Template by
Free Blogger Templates