Tuesday, November 23, 2004
pascabandungsyndrome
Pascabandungsyndrome

Roh-roh kecil menari diatas awan, dan aku gelisah mengingatmu.
Tenggakkan kepala, apakah kau dapat melihatnya juga diatas langitmu, sayang?
Harapan kita, satu-satunya harta kita yang abadi.

Di penghujung waktu kura-kura kecil kehilangan arah,
semuanya terasa begitu gelap dan redup…
hampir mati, membeku, kusam dari balik jendela sore,
dari sanalah kesepian lahir,
serupa mahluk tak bernama dengan saku penuh berisi kegelisahan
Menggeliat mengoyak dinding kesadaran, menebar wabah “sosok tak bertuan”
lalu bercumbu dengan waktu… hingga waktu lupa untuk berjalan

Meski diujung sana jemari hijau hampir menyentuh langit,
mendekap dan menyambut setiap ruh yang ingin bercinta dengan alam
tetapi ruhku gemetar ingin bercinta denganmu…

Terima kasih, dunia… tapi aku bosan menjadi hambamu
Aku ingin menutup mata malam ini dengan kesadaran,
dan bangun esok hari melihat wajah kekasihku yang terpampang di kaca jam wekerku.
(sebenarnya aku melihat dia dimana-mana, bahkan didalam genangan air hujan sisa semalam, tapi biarlah ini jadi rahasia kita)

lalu kapan dunia kembali tersenyum menatapku?
Ah, semua itu bukanlah apa-apa dibanding gigi rapimu yang kulihat bila kau tertawa…
posted by laila @ 5:53 AM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
 
About Me


Name: laila
Home: aksara, milik perempuan, Indonesia
About Me: perempuan biasa yang menyukai baju daster
See my complete profile

Previous Post
Archives
Links
Bisik bisik disini
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Template by
Free Blogger Templates