Thursday, November 25, 2004
mari memuja sepi
Laila ingin menjadi malam yang gelap, merasuk hingga ke sumsum tulang,
bersinergi dengan kesepian mencekat, meraup dengan rakus cahaya.
Dan pejamkan matamu, rasakan, hiruplah, biarkan nadimu berhenti sejenak, lupakan kau pernah ada…
Mudah-mudahan tertoreh jiwamu oleh si jalang kehidupan.
Atau kau ingin merayap lamban bagai cacing di bak mandi?
Tak tahu arah, hanya mengendap dalam sunyi…
Hingga seseorang mengetahui keberadaanmu, lalu mengenyahkanmu dengan rasa jijik.

Apakah kau masih mengikutiku?

Diluar sana kau dapat lihat, ribuan, jutaan, milyaran renik manusia terlelap berselimut kepalsuan,
dininabobokan denting hujan di atap rumah dan berlindung dibalik kehangatan peraduan yang empuk
tapi kau hanya dapat melihatnya jika kau melepaskan selimut itu,
membiarkan dirimu menggigil,
mungkin membeku memijak tanah…
tanah kelapangan, kebebasan, dimana era globalisasi dan modernitas hanyalah gurauan masa silam.

Harapanku, asaku, semangatku, diriku…

Sang Ada, perkenankanlah aku bertemu dengan diriku…
Berilah aku secuil kue kebebasan…
Atau kurasa cukuplah merasakannya dalam benakku
Aku ingin jika kelak tubuh ini mati,
jiwa ini tahu dirinya pernah merasakan HIDUP.
Dan sepi ini membuatku merasa bersalah karena telah membohongimu, diri…
posted by laila @ 5:21 AM   0 comments
Tuesday, November 23, 2004
pascabandungsyndrome
Pascabandungsyndrome

Roh-roh kecil menari diatas awan, dan aku gelisah mengingatmu.
Tenggakkan kepala, apakah kau dapat melihatnya juga diatas langitmu, sayang?
Harapan kita, satu-satunya harta kita yang abadi.

Di penghujung waktu kura-kura kecil kehilangan arah,
semuanya terasa begitu gelap dan redup…
hampir mati, membeku, kusam dari balik jendela sore,
dari sanalah kesepian lahir,
serupa mahluk tak bernama dengan saku penuh berisi kegelisahan
Menggeliat mengoyak dinding kesadaran, menebar wabah “sosok tak bertuan”
lalu bercumbu dengan waktu… hingga waktu lupa untuk berjalan

Meski diujung sana jemari hijau hampir menyentuh langit,
mendekap dan menyambut setiap ruh yang ingin bercinta dengan alam
tetapi ruhku gemetar ingin bercinta denganmu…

Terima kasih, dunia… tapi aku bosan menjadi hambamu
Aku ingin menutup mata malam ini dengan kesadaran,
dan bangun esok hari melihat wajah kekasihku yang terpampang di kaca jam wekerku.
(sebenarnya aku melihat dia dimana-mana, bahkan didalam genangan air hujan sisa semalam, tapi biarlah ini jadi rahasia kita)

lalu kapan dunia kembali tersenyum menatapku?
Ah, semua itu bukanlah apa-apa dibanding gigi rapimu yang kulihat bila kau tertawa…
posted by laila @ 5:53 AM   0 comments
 
About Me


Name: laila
Home: aksara, milik perempuan, Indonesia
About Me: perempuan biasa yang menyukai baju daster
See my complete profile

Previous Post
Archives
Links
Bisik bisik disini
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Template by
Free Blogger Templates