Saturday, September 25, 2004
Kisah telapak mungil
Kisah telapak mungil

Aku tenggelam dalam hawa kota yang penuh sesak,
siang yang terik membakar nyali, dan malam yang pekat mengubur kesadaran
debu melingkupi jalanan, singgah sejenak diatas kap mobil mengkilat
lalu turun membentuk cetakan diatas aspal yang lengket bila kau injak
apa jadinya bila sosok kaki-kaki mungil telanjang menginjaknya?
Mula-mula akan terdiam, lama-kelamaan akan meloncat-loncat karena telapak mungil itu melepuh terbakar
(seorang pria berdasi bertepuk tangan mengira pemilik kaki mungil itu melonjak kegirangan dapat turut menghadiri kehidupan kota yang gemerlap)
tapi, apalah artinya telapak mungil yang melepuh itu dibandingkan wajah menghitam adik yang menangis minta susu
toh lama-lama tapaknya akan semakin menghitam dan menebal beradaptasi
(istri pria berdasi itu hafal diluar kepala mengenai teori adaptasi dan seleksi alam Darwin, tapi mungkin ia tidak pernah memperhatikan telapak mungil yang beradaptasi)

sore di kota melepuhkan hatiku
semua hal yang kusaksikan membakarnya
tapi lama-kelamaan dia pun mengeras
dan pemandangan miris itu hanya akan kusaksikan diluar jendela mobil
yang hidup di luar jendela adalah sirkus kehidupan,
telapak kaki mungil itu adalah benda pajangan museum modernisasi,
produsen dari rantai kehidupan, yang akan dicaplok oleh konsumen tingkat pertama (yaitu pria berdasi)
mereka akan menjadi debu jalanan, bahkan lebih kotor dari itu…
dan aku akan terdiam, tertawa, tertidur, dan melanjutkan hidupku…
tanpa tahu kisah telapak mungil yang melepuh di atas aspal hitam
posted by laila @ 7:31 PM   0 comments
Monday, September 13, 2004
hanya sebuah malam
Hanya sebuah malam

Hanya sebuah malam yang kupunya
Untuk memuaskan rasa rindumu
Hanya sebuah malam yang kupunya
Untuk menghabiskan keluh kesah

Hanya sebuah malam yang kalau dipikir,
tidak berarti apa apa
tidak cukup untuk semua hari, jam, menit, detik…
dimana aku sendiri
sebuah malam yang lewat begitu saja
diantara gugus bintang yang terus berpendar
walaupun bagi kita itu telah berlalu selama ratusan tahun cahaya

dan aku takut aku melewatkan sesuatu…
malam terlalu cepat dan berkelebat
seperti sebuah komet berekor,
perlahan terlihat di bumi, namun dia melesat di ruang hampa
apa kau memperhatikan langit malam ini, jiwa?
Apa kau merasa resah?

Mungkinkah…
Kumiliki malam yang tak bertepi… tak berujung…
Sebuah malam yang utuh
sebuah malam yang dahulu kita lewati bersama berulang kali
Tanpa merasa takut tak akan kembali

Aku ingin terbang…
Terbang begitu cepat hingga malam terus kukejar dan tak pernah habis
(dan tiba tiba aku teringat tentang kisah ksatria, putri, dan bintang jatuh)
saat itupun malam ketika kau dan aku berkhayal kita menjadi ksatria dan putri…
saat itu… semua hal terasa begitu mudah
hanya ada kita… dan malam
cukup kita… karena kita ada…

ingatkah kamu?

Aku ingin menjadi malam bagimu…
posted by laila @ 9:26 AM   0 comments
Thursday, September 02, 2004
Seorang perempuan yang jatuh cinta pada malam
Seorang perempuan yang jatuh cinta pada malam

Malam hadir membungkus selaput kesadaran
Bagaikan maling mengendap perlahan disela senja
Selimut hampa cahaya serupa berkah yang dingin

Sudut mata menyimak api meremang
Sejumput hawa pilu bertaut
Membuat jiwa tak menyadari kehadiran tubuh

Seakan tersentak dari lamunannya,
Tubuh mendesak, menarik kembali jiwa yang ingin berkelana
Jauh… jauh di garis batas cakrawala

Terbang dan mengepakkan sayap kebebasan
Mencari… mencari… dan mencari esensi…
Sari alam semesta ini, yang darinya setiap ruh ditahbiskan, setiap mimpi diwujudkan, setiap tetes peluh dan air mata diampuni…

Jiwa yang terbang merindukan ingin memagut tepian hasrat dan bercinta dengan ada,
meskipun itu hanya kealpaan semesta

posted by laila @ 8:26 AM   0 comments
Wednesday, September 01, 2004
ketika kau harus pergi
Ketika kau harus pergi

Ada senja yang menggantung
menyisakan sedikit isak tangis yang tak ingin kuperlihatkan padamu
kesepian merayap hingga ke tepi telaga hati
seperti awan yang menyembunyikan bumi
membuat sang pujangga merindu…
mungkin nanti sunyi, sepi, sendiri

hawa kehidupan tercekat
dan aku layu seperti bunga kembang sepatu
muda dan segar di pagi hari, malam harinya tersirap dan menua

mendung menggapai pojok-pojok kesunyian
hujan mulai berdentingan di atap dan jendela
menghujam keras tanpa ampun
dan kau tetap berkata, “besok kita kan jumpa”

manakah yang membuatku tunduk?
Kuasa dirimu, Tuan
atau rekayasa amygdala …
diam diam amuk jiwa luntur
meleleh seperti mentega di atas kue
manis dan lembut
dan kupersembahkan semua itu untukmu, rajaku sayang
posted by laila @ 8:02 AM   0 comments
cinta membuatku gelisah
Cinta membuatku gelisah

Cinta membuatku tak dapat makan seperti biasanya
Karena aku harus berdiet menjaga berat badanku untuk dapat dilirik oleh cinta
Karena dia aku harus rela memuntahkan kembali makananku dan melupakan as krim favoritku
Karena cinta hanya mendatangi tubuh langsing gemulai mulus

Cinta membuatku merubah wajahku
Karena aku harus berdandan tiap kali akan bertemu dengannya
Karena dia aku harus bersembunyi dibalik alasbedakpelembabbedaklipstickmascara plus obat anti jerawat
Karena cinta hanya datang pada si paras cantik

Cinta membuatku bangkrut
Karena cinta membuatku membelanjakan seluruh uang tabunganku untuk membeli baju baru, tas baru, sepatu baru, dan mungkin jiwa yang baru
Karena cinta hanya mau melirik pada si kayayanggaya

Cinta membuatku malu
Karena aku tidaklah cukup untuk cinta
Karena aku harus merubah diriku untuk cinta
Karena cinta membuatku bersembunyi dibalik topeng kaca
Karena cinta hanya akan mendatangi orang yang mau berubah untuknya

Cinta membuatku mengatakan hal hal yang konyol
Karena cinta hanya mau mendengarkan aku bernyanyi lagu cinta masa kini
Karena hal hal yang kusukai dan hal hal yang kuucapkan terlalu membosankan untuk cinta
Karena cinta hanya mau berbicara dengan bahasa yang dia kehendaki

Terlalu banyak untuk cinta, bukan untukku…
Inilah cinta di ERA GLOBALISASI
Era yang besar, yang mendunia, yang begitu dielu elukan, yang begitu dicintai, yang begitu disanjung, yang begitu diunggulkan…
Era yang besar yang membuatku merasa makin kecil dan buruk
Era dimana aku berkorban banyak untuk cinta…
Dengan tersenyum, dengan merasa amat beruntung dapat memberikan
bibirku (hingga aku tak dapat berbicara),
darahku (meskipun akhirnya aku menjadi pucat kekurangan darah),
paru paruku (hingga nafasku tersengal seperti kucing),
jantungku (hingga aku tak sadarkan diri), dan (ini pengorbanan yang terbesar)
jiwaku (hingga aku mati rasa)
Hal sederhana yang dikenal orang orang sebelum era globalisasi
Tapi saat ini membuatku dan berjuta penduduk dunia lainnya menghambakan diri untuknya, bersujud di hadapannya, menyanjungnya, dan bersyukur tiada taranya hanya karena dapat merasakan kesemuannya

Dan kami tersenyum
Dan kami tertawa
Dan kami merasa puas
Dan kami merasa cukup
Dan kami merasa beruntung

Mengenal cinta


posted by laila @ 8:01 AM   2 comments
kematian
Kematian…

Diam, dingin, kaku, tak berasa, sunyi…
Mati
Itukah yang mereka katakan akan menimpamu, teman?
Meskipun aku lihat tubuhmu yang kurus, lemah, serba terbatas..
dan wajahmu yang kuyu, letih akan nafas
Namun aku masih sangsi bahwa yang kauhadapi ini adalah kematian

Begitu sedikit waktu kita
Begitu singkat aku mengenalmu
Begitu banyak yang masih dapat kita lakukan
yang dapat kau lakukan untuk mengubah dunia
Tapi kata itu menghalangi
kata hitam yang buruk rupa, yang ditakuti,
yang dicemaskan,
Kematian

(menyebutnya saja harus dengan hati-hati dan pelan)

bukankah kematian belum pantas untukmu?
(setidaknya itu yang menurut otakku pikir)
usiamu masih 19 tahun, belum menikah, dan baru mengecap masa akil baligh
(Tuhan selalu bergerak dengan caranya yang misterius, bukankah begitu?)

Teman, bisikkan di telingaku (biar ini jadi rahasia di antara kita saja)
apa disana ada cahaya yang dapat kau lihat?
kesanakah kau akan melangkah?
kepada kehidupan yang bahkan lebih hidup lagi…
bukan kehidupan palsu yang aku alami saat ini
Bisikkan lagi, apa disana ada bidadari?
ada kumpulan hal hal yang indah, yang benar-benar indah
ada kebenaran,
yang jujur dan sadar
Esensi dari jiwa yang terkumpul dari semesta raya ini
yang tergabung dalam alam yang bebas polusi…
dan setiap jiwa berada
dan setiap jiwa melayang sekehendak mereka
tapi bermakna setiap desahannya…

Sebab aku telah kehilangan makna
makna atas segala hal…
Atmosfir bumiku dipenuhi rekayasa,
dan oleh karena itu aku hidup dalam kenyataan semu, kenyataan alam bawah sadar
Aku boneka yang digerakkan industrialisasi dan materi
terjebak dalam neraka globalisasi
Hidup yang jemu dan tidak bebas

Bila seperti itu kematian,
Lebih baik aku ikut bersamamu


Dedicated to my friend, Hilman Firmansyah…

posted by laila @ 8:00 AM   0 comments
kesadaranku terkolonisasi
Kolonisasi kesadaran

Kesadaranku terkolonisasi
aku dipaksa melihat materi
kue yang lezat disajikan bidadari manis
dengan pose menggiurkan
sorotan berdecak kagum
mendesis nafsu
mendera rasa gelisah akan ketiadaan

dan segenap jiwa jiwa kosong berucap,
“berikan itu untukku! Berikan itu untukku, hanya untukku…
agar malam penuh kegelisahan dapat hilang,
agar aku diterima,
agar aku diakui,
agar aku merasa… (tiba tiba kebingungan antara desakan yang amat sangat dan rasionalitas)
merasa apa ya…
merasa ADA? (agak tidak yakin)”

kebutuhan yang tak kubutuhkan (mmmh… sebentar, jangan tergesa menyatakan itu, mungkin saja ini semua memang kubutuhkan… mmmh, mungkin?)
kebutuhan yang mengiris tipis kemiskinan
mengenyahkannya dari muka bumi ini
lalu dengan begitu saja merangkul emas
mencumbui kesadaran
mengkhilafkan
menistakan ketidakmapanan

membentuk pulau nilainya sendiri
mengasingkan dari padanya
desingan gelak tawa lamat lamat terdengar
hingar bingar ritmisdinamis(egois)
warna warna gemerlap

tak perlu mereka mengundang, kau sudah terhipnotis
menyetujui, mendeklarasikan “saya setuju dengan kalian!!!” dengan bertingkah menyerupai mereka

Ha.ha.ha… aku disini menertawai kalian!
Begitu sia sia yang kalian lakukan,
Mendandani diri sendiri layaknya seorang badut
(yang tentu saja dalam hatinya merasa bagaikan pangeran dan putri negeri seribu satu malam)

“apakah ini salah?”, ujar penduduk pulaunilaisendiri…

lalu aku bilang, “ apakah kalian merasa salah?
entahlah aku bukan ibu kalian, atau guru kalian…
lagipula salah atau benar sudah tak kukenal lagi di pojok kertas ini.
Mereka akhirnya menikah dan bereproduksi,
dan anak merekalah yang menggantikan mereka…
jadi tidak ada lagi benar mutlak atau salah mutlak… ”

wajah mereka berkerut dan penuh tanda tanya

“ha.ha.ha.ha.ha…”, aku tertawa

wajah mereka makin heran,”kenapa kau tertawa?”

“aku hanya merasa bahagia…
karena aku tidak menjadi seperti kalian”, aku masih terus tertawa.
Makin keras.

Kini ganti mereka yang tertawa.
“bukankah kamu orang yang tolol!
Mana ada di dunia ini yang tidak ingin menjadi seperti kami…
muda, cantik, tampan, makmur, indah, elegan,…
mereka berusaha keras mengikuti kami”

Tertawaku semakin keras dan membahana.
“ya, kalian boleh bilang begitu.
Tapi siapa kalian jika semua embel embel itu kalian tinggalkan?.
Tidakkah kalian mengerti bahwa kalian dibuat untuk berfikir seperti itu!
Merasa nyaman di atas siksaan hampanya batin”

Sontak wajah mereka memucat kaget,
sebagian masih terus tertawa dan mengataiku gila.
Sebagian kecil mulai berteriak dan terbangun…
“sedang apa aku?”,tanya mereka yang terbangun.

“kamu baru saja bangun dari tidur panjang, kawan!”

mendengar jawabanku, dia manggut manggut dan melihat sekeliling
“sedang apa mereka?”, tanyanya padaku melihat kawan kawannya yang terdahulu

“mereka hanya sedang berjalan sambil tertidur”…

dan dia menggeliat dengan nikmat
selamat menikmati kesadaran, kawanku!
(tentu saja kita semuapun pernah tertidur)
posted by laila @ 7:58 AM   0 comments
gadisku
Gadisku

Pagi masih belum beranjak pergi ketika kujumpai gadisku
Rambutnya basah, angin sepoi membawa wangi pencuci rambutnya
Wangi gadisku
Segar seperti embun di pucuk daun
wangi yang akan selalu kuingat…
Sinar mentari yang menerobos jendela membentuk bilur emas,
tepat mengenai sosoknya
pada saat yang bersamaan, tubuhnya yang biasa saja terlihat bagai sosok agung
muda dan berkilauan
Peri kecil yang merubah hidupku
Seolah sadar tengah diperhatikan, dia tampak kikuk merubah posisi duduknya
malu-malu seulas senyum menghiasi mukanya yang memerah
lalu dia sibuk merapikan rambutnya (bukankah itu yang para gadis biasanya lakukan jika sedang gugup)
Senyum itu, bukan senyum yang menghiasi sampul majalah
gadiskupun bukan model yang berpostur semampai
Dia hanya gadis biasa
dengan sorot mata polos sederhana
Dari sana kau dapat baca segala liku hidupnya,
saat dia berbahagia melihat bunga kesayangannya mekar,
saat dia melonjak kegirangan dibelikan kelinci,
hingga saat dia bersedih ketika adiknya jatuh sakit
dan bila kau beruntung kau akan lihat rahasia kehidupan disana
Sekarang bibirnya yang mungil itu mulai berceloteh
dia tampak seperti anak kecil, begitu manis hingga kau ingin merengkuhnya
menjaganya dari dunia
dari liku hidup yang dapat melukainya
Sepotong jiwa ini resah
separuh ingin memilikimu,
dan separuh lagi tak ingin melukai sayap kecil kebebasanmu

posted by laila @ 7:57 AM   0 comments
malam 24 juli 2004
Malam 24 juli 2004

Pagi, siang, sore, dan malam…
jajaran waktu tak berarti yang membatasi
senin, selasa, rabu,…
nama nama kosong
kamis, jumat, sabtu, minggu…
yang aku tahu apa yang kita lakukan di kala itu
kata cinta terlalu murahan bagiku
permisi, tapi aku lebih dari sekedar cinta padamu
perasaan tak berujung
dari setiap lingkup jalanku
detak menggemaskan
dari setiap episode kita
senyum tak henti
dari setiap kata yang kau pilih
begitu besarnya hingga aku merasa sakit merasakannya meluap
terbang bebas ke langit dan menggelitik stratus
melingkari matahari dan tak bisa kuhitung lagi
terserak ke semesta raya
merengkuh dunia ini untuk kita
melompat lompat
membelai penuh kasih
memagut gelora
tersenyum memberi maaf
menderaku dengan rindu
mengikatku dengan tali yang tak bisa kulepas
sekarang percaya kan kalau kukatakan ini lebih dari sekedar cinta?


posted by laila @ 7:56 AM   1 comments
apa arti wanita bagimu?
Apa arti wanita bagimu?

Apa sebenarnya wanita? Apa hanya kata yang berbeda dari lelaki?
Apa hanya tubuh yang berbeda dari lelaki…
Tubuh yang berlalu lalang memakai pakaian untuk diperagakan (meskipun harus berpuasa dan memuntahkan makanan kembali agar tetap kurus)
Tubuh yang bebas dieksploitasi di media
Tubuh yang didedahkan demi mendewakan kecantikan
Tubuh yang diperjualbelikan untuk nafsu
Tubuh yang dapat dijual sebagai komoditi…
Itukah arti wanita bagimu? (jawab saja dalam hati, karena jawaban dalam hati lebih jujur dan valid)
Sebuah ironi, ketika wanita disanjung sekaligus dipermalukan… (dan kebanyakan wanita diam saja diperlakukan seperti itu)
Dipuja sebagai maha karya terindah Tuhan akan tetapi disia-siakan
Katakan, apakah kami (wanita) adalah ibu, atau mesin penghasil anak?
Kami dijadikan model untuk berbagai produk…
Katanya karena kami dapat merepresentasikan segi estetis
Ha.ha.ha. nyatanya wanita hanya dipergunakan sebagai lambang,
Isi tidak penting yang penting adalah kemasannya…
Seperti stereotip wanita remaja saat ini… kulit putih, rambut lurus hitam panjang, kurus, kaos kaki panjang, dan mini skirt plus baju indies
Siapa yang membuat wanita seperti ini?
Konstruksi sosial, media, wanita itu sendiri, atau lelaki?
Apa ini masalah?


Hmh, sedih deh ngeliatnya… mudah mudahan cewe2 yang baca ini mau membuka paradigma baru tentang wanita di mata masyarakat kita… caranya, buktikan kalo kita ngga seperti itu, buktikan kalo kita bukan hanya bisa menarik secara fisik, tapi kecantikan kita yang sebenarnya berasal dari hati kita… urusan kita bukan hanya dandan pake make up, tapi kita juga berhak beraspirasi, berhak memiliki hidup yang layak, tidak dilecehkan (meskipun secara halus), tidak dieksploitasi, dan kita mengemban misi yang amat sangat penting (kelak) yaitu mengandung dan mendidik juga mempersiapkan jiwa jiwa baru yang akan terlahir ke dunia, yaitu anak kita.

Tulisan ini diinspirasikan oleh berbagai kasus sosial seperti tkw, poligami, prostitusi, tarian erotis, pelecehan seksual, berbagai tayangan kriminal, dan berbagai tayangan media yang mengeksploitasi wanita.
posted by laila @ 7:53 AM   0 comments
tolong beri aku alasan
Tolong beri aku alasan

Adakah Kau di semesta ini?
bersembunyi menunggu untuk kutemukan
menjelma menjadi sosok-sosok dalam dongeng
duduk di singgasana mimpi
dari kerajaan akhirat
Membisikkan wahyu kosmik pada manusia yang kau kehendaki
dan menjauh dariku jika aku berpaling dari kesalehan

Ataukah kau ada tepat di depan mataku?
di rumpun bunga bakung milik nenekku,
melompat-lompat di balik awan,
berseluncur diatas bianglala,
jatuh bersama hujan,
melebur dibalik hawa panas musim kemarau,
mengendap-endap di loteng,
meninggalkan suara tangga kayu yang berderik di malam hari

Pencarianku akan Mu membuatku curiga akan semua hal
Terkadang kupikir kau adalah keajaiban
dan aku tercipta bukan di atas kebetulan
Apakah Kau sungguh-sungguh memperhatikanku dimana pun Kau berada?

Tolong beri alasan mengapa aku ada?
Mengapa aku disini?
Siapakah aku?
Aku mahluk aneh yang terlihat normal di mata manusia dewasa

Kesadaran bagai kabut yang menjela diatas tanah
Kau dapat melihatnya, kau tahu itu ada
tapi kau tak dapat menyentuhnya
dia datang dan pergi sesukanya
Sebelum dia hilang lagi, izinkanlah aku…
meminta satu hal yang mungkin menurutMu amat remeh temeh
Tolong, bebaskan aku!

posted by laila @ 7:52 AM   0 comments
namaku laila
aku laila, perempuan yang mencoba yang meredefinisikan kembali keperempuanannya
posted by laila @ 7:50 AM   0 comments
 
About Me


Name: laila
Home: aksara, milik perempuan, Indonesia
About Me: perempuan biasa yang menyukai baju daster
See my complete profile

Previous Post
Archives
Links
Bisik bisik disini
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Template by
Free Blogger Templates